Kamis, 31 Maret 2011

RASA dan ASAku..


Takbisa ku terima,kau akan meninggalkanku dsaat ku butuhkanmu,apa ga kamu rasakan,betapa hancurnya hidupku tnpa adamu.. Aku trlanjur terlalu bergantung padamu.. Q mohon.. Jangan pergi.. Jangankau pergi.. Aku ndak ingin sendiri,aku ndak sanggup.. Sungguh ndak sanggup hidup tanpa hadirmu.. Karna kau yang membuat aku menjadi tegar,menjadikanq kuat,terus bertahan untk menjalani hidup yg keras ini.. Tolong jangan pergi.. Sahabatku..

Senin, 21 Maret 2011

Jati diri


Pada sebuah perjalanan, seseorang mungkin akan terombang ambing dalam ketidakpastian langkah
Mencoba melangkah pada sebuah titik, kemudian beralih tanpa sebuah kejelasan
Beberapa orang bilang saya sedang menemukan sebuah jati diri
Sebagian lagi bilang sedang mencari apa itu jati diri

Engkau tau apa jati diri itu?
Jauh sebelum jati diri sudah terbentuk dari sebelumnya
Saat kita lahir kita mPada sebuah perjalanan, seseorang mungkin akan terombang ambing dalam ketidakpastian langkah
Mencoba melangkah pada sebuah titik, kemudian beralih tanpa sebuah kejelasan
Beberapa orang bilang saya sedang menemukan sebuah jati diri
Sebagian lagi bilang sedang mencari apa itu jati diri

Engkau tau apa jati diri itu?
Jauh sebelum jati diri sudah terbentuk dari sebelumnya
Saat kita lahir kita menjadikan hal itu sebagai pembentuk jati diri kita
Saat kita duduk dalam sebuah perenungan melihat masa lalu kita
Kita sebenarnya telah melihat semua proses yang membentuk jati diri

Maka sejatinya jati diri itu sudah ada sejak dahulu kala
Sayangnya kita tidak menyadari kalau kita mencari jati diri
Kita terus mencari kaca mata yang sebenarnya telah kita pakai dari dahulu
Padahal kita tahu jati diri itu ada pada diri kita
Sayangnya kita tak pernah menggali lebih dalam
enjadikan hal itu sebagai pembentuk jati diri kita
Saat kita duduk dalam sebuah perenungan melihat masa lalu kita
Kita sebenarnya telah melihat semua proses yang membentuk jati diri

Maka sejatinya jati diri itu sudah ada sejak dahulu kala
Sayangnya kita tidak menyadari kalau kita mencari jati diri
Kita terus mencari kaca mata yang sebenarnya telah kita pakai dari dahulu
Padahal kita tahu jati diri itu ada pada diri kita
Sayangnya kita tak pernah menggali lebih dalam

renungan.......


Sebusuk apapun maksiat yang telah dilakukan, sebanyak apapun dosa yang telah diperbuat, bila manusia kembali kepada jalan Allah, maka Allah SWT akan menerima tobatnya. Bahkan terhadap orang yang kafir sekalipun, bila ia memeluk agama Islam, Allah akan mengampuni segala dosanya.

Pintu tobat senantiasa terbuka. Dan Allah SWT akan senantiasa menanti kedatangan hamba-Nya yang akan bertaubat. Namun demikian, tidak selamanya pintu tobat terbuka ada saatnya pintu tobat tertutup rapat.

Pintu tobat akan tertutup rapat pada dua keadaan; pertama, ketika nyawa manusia sudah berada di tenggorokan. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah Yang Mahamulia lagi Mahaagung menerima tobat seseorang sebelum nyawanya sampai di tenggorokan.” (HR Tirmidzi)

Kedua, ketika matahari terbit dari tempat terbenamnya. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa bertobat sebelum matahari terbit dari barat, niscaya Allah menerima taubatnya." (HR Muslim)

Tertutupnya pintu tobat merupakan batas dimana penyesalan, permohonan ampun, perbuatan baik dan keimanan orang kafir tidak bermanfaat lagi, karena Allah SWT tidak menerimanya.

Allah SWT berfirman, “Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka), atau kedatangan Tuhanmu atau kedatangan sebagian tanda-tanda Tuhanmu. Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: "Tunggulah olehmu sesungguhnya kami pun menunggu (pula)." (Q S Al-An’am [6]: 158)

Hal ini harus menjadi perhatian kita untuk tidak menunda-nunda untuk bertaubat, bila hal ini terjadi besar kemungkinan akan menenggelamkan kita pada kemaksiatan dan pada akhirnya akan menganggap baik bahkan bangga dengan kemaksiatan yang dilakukannya.

Selagi kita hidup didunia, mari kita gunakan kesempatan ini untuk menyikapi adanya penutupan pintu taubat ini dengan cara: Pertama, bersegera melakukan taubat. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya tobat di sisi Allah hanyalah tobat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertobat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah tobatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS An-Nisa [4]: 17)

Kedua, bersegera melakukan berbagai macam kebaikan sebelum datangnya masa yang menyebabkan kita sulit untuk melakukan kebaikan. Rasulullah saw. bersabda, “Bersegeralah kalian untuk mengerjakan amal-amal saleh, karena akan terjadi berbagai fitnah yang menyerupai malam yang gelap gulita..” (HR Muslim dan Tirmidzi)

Ketiga, berusaha meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Dengan takwa kita akan diberi kemampuan untuk membedakan yang benar dan salah. (QS Al-Anfaal [8]: 29)

Minggu, 13 Maret 2011

Harus kemanakah aku melangkah….?


Bingung sekali hidup ini, di saat kaki belom kuat melangkah tetapi terpaan angin sudah semakin kuat….aku memeluk Tuhan tetapi kadang-kala tak sanggup lagi untuk menyusahkan Dia… Begitu banyak kebenaran dalam kehidupan, menempa diriku…seakan aku tak sanggup berubah. Tetapi aku harus berubah…Kehidupan begitu keras, aku harus selalu memotivasi dan mengingatkan diri untuk selalu berjalan di atas rel. Mengapai apa yang aku inginkan dalam hidup. Terlintas di pikiranku, usia ku yang semakin menjadi matang. Tetapi hal itu di sertakan ketakutanku menghadapi hidupku……Tuhan kemanakah aku harus melangkah….aku begitu takut…..aku merasa tak ada yang datang menolongku ketika aku tidak berdaya…aku melihat begitu banyak manusia-manusia yang menggigit gigi-nya menahan beban hidup..aku juga melihat wajah yang pasrah terhadap hidup….muka-muka yang mulus hingga keriput, muda dan tua lanta….tetapi diriku akan bagaimana…….? Harus kemanakah aku melangkah…? Aku tidak maju aku kalah, aku maju aku takut……Help…..

Aku ingin taubat


Aku ingin taubat, tapi aku takut dikucilkan teman-temanku. Ingin ke masjid, nanti disangka sok alim lagi. " Tumben, insyaf.." begitu kata teman-temanku. Aku jadi malu..Mau ke masjid, tapi nanti disangka aneh sama orangtuaku."Elo kenape, tumben-tumbenan elo ke masjid?".

Ah, kapan aku bisa taubat ? Aku rindu juga ke masjid, jadi ingat masa kecil dulu..mengaji juz amma, mengeja huruf demi huruf. Sekarang ? Boro-boro..melihatpun tak pernah lagi.

Aku ngeri juga ketika sayup-sayup terdengar dari arah masjid seorang ustadz mengatakan, "Jangan tunda taubat, kita kaga tau kapan kita meninggal..teman kita, baru ketemu pagi, siangnya ketabrak tuh ama bus.."

Iya, yah..ah..keburu mati nanti. Aku harus taubat. Peduli amat orang-orang yang meledekku.

Tapi..apa ALLAH bakal mengampuni dosa-dosaku yang begitu besarnya, ah..sepertinya tidak ada orang yang melakukan dosa sebesar dan sebanyak dosa-dosaku..dosa yang sebegini banyaknya. Ah..mendingan dosa sekalian yang banyak daripada taubat..percuma kalau tidak diampuni saking banyaknya.

Eh, untung sekali aku bertemu dengan teman yang baik kepadaku. Dia mengajarkan aku tentang luasnya ampunan ALLAH. Ia mengatakan tentang firman ALLAH dalam surat Az Zumar : 53, "Katakanlah, 'Hai hamba-hambaKU yang melampaui batas terhadap diri mereka
sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah
mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang". (Q.S. Az Zumar: 53)

ALLAH memanggil dengan panggilan mesra kepada hambaNYA yang telah mendurhakainya. Betapa kasih sayangnya ALLAH. Betapa lemah lembutnya ALLAH, bahkan kepada hamba yang berbuat dosa.

Seseorang pernah menemui Rasulullaah saw dan mengatakan,"Betapa banyak dosaku, betapa banyak dosaku." ia mengatakan dua atau hingga tiga kali. Lalu Rasulullaah bersabda,"Ucapkanlah, 'Ya ALLAH, ampunan-MU lebih luas daripada dosa-dosaku, rahmat-MU lebih aku harapkan di sisiku daripada amal-amalku' ". Setelah orang itu mengucapkannya, Rasul menyuruhnya untuk mengucapkannya dua kali lagi. Lalu, beliau bersabda,"Bangkitlah, ALLAH telah mengampunimu."

Takut kepada ALLAH memang harus. Tetapi kata temanku itu, berlebihan justru bisa membuat orang berputus asa dari rahmat ALLAH. Padahal tiada yang berputus asa kecuali orang-orang kafir dan orang-orang yang sesat.

Subhanallaah, ALLAH menghadirkan temanku kepadaku agar aku bertaubat. Betapa Maha Lembutnya Engkau ya ALLAH..

LIKA -LIKU KEHIDUPAN


Aku gak tahu apa yang harus aku lakukan dan aku perbuat,untuk keluar dan terbebas dari kesulitan hidup yang semakin hari semakin menyesakan.
sakit dan pedih banget rasanya.....pada siapa aku harus mengeluh dan dengan siapa aku bisa mengaduh supaya bisa sedikit mengurangi rasa sakit ini.

Apa yang bisa DIA lakukan ,untuk menolongku ? gak ada, DIA gak bisa meringankan sedikit saja beban ini.

ya allah ,aku udah gak sanggup menanggung semua ini sendiri, tolonglah aku ya Allah ringankan ,dan bebaskan aku dari semua derita ini.

Dibulan ini aku merasa aku adalah orang yang paling merasakan nestapa yang sangat dalam dan menyedihkan.
dan rasanya aku gak perlu menyalahkan siapa-siapa,karna semua kembali pada diriku sendiri.
kesalahan yang cukup fatal yang telah aku lakukan hingga semua ini harus kualami dan kurasakan.

aku berharap pada diriku sendiri mudah-mudahan semua kejadian ini bisa membuatku sadar bahwa setiap kekurangan dan kesusahan apapun, kita tak bisa berharap banyak dari orang lain,walaupun itu orang dekat . semuanya hanya bertumpu dan kembali pada diri kita sendiri.
dan akan aku jadikan semua kejadian ini sebagai pengalaman yang sangat berharga yang gak akan kudapatkan dari siapapun.

Rabu, 09 Maret 2011

Kisah Tiga Sahabat


Aku mempunyai tiga sahabat yang sangat berarti dalam hidupku. Tiga sahabat yang kuanggap lebih dari siapapun yang pernah kukenal.Suatu hari, ketika dirundung masalah, aku pun mencoba mendatangi sahabat-sahabatku itu…

Sahabatku yang pertama dengan santainya menjawab: “Maaf, aku tidak bisa membantu….”

Aku pun berlalu… Mencoba menghampiri sahabatku yang kedua. Dia pun menjawab: “Baiklah, aku akan mengantarmu. Tetapi setelah itu selesaikanlah urusanmu sendiri!” Aku pun tercenung, ah… ternyata dia hanya bersedia mengantarku.

Kucoba harapan terakhirku, sahabatku yang ketiga. Belum selesai kuutarakan maksudku, dia sudah menjawab: “aku akan mengantarmu menyelesaikan urusanmu, dan akan menemanimu sampai kapan pun urusanmu selesai…” Subhanalloh…

Siapakah sahabat-sahabat itu? Sahabat pertama adalah teman dan relasi, kita mengenal mereka dan mereka mengenal kita. Tetapi bahkan mereka tidak bisa hadir mendoakan ketika ajal menjemput. Sahabat kedua adalah sanak-saudara, tetangga, dan sahabat karib kita. Merekalah yang (mungkin) akan hadir menemani saat seseorang dikuburkan. Tetapi setelah itu mereka pun pulang.

Dan terakhir, sahabat yang paling penting adalah amal. Dialah sahabat ketiga, sahabat terbaik yang akan menemani hingga kapanpun, bahkan saat tiba hisab nanti.

8 Pengertian Cinta Menurut Qur'an


Menurut hadis Nabi, orang yang sedang jatuh cinta cenderung selalu
mengingat dan menyebut orang yang dicintainya (man ahabba syai'an
katsura dzikruhu), kata Nabi, orang juga bisa diperbudak oleh cintanya
(man ahabba syai'an fa huwa `abduhu). Kata Nabi juga, ciri dari cinta
sejati ada tiga : (1) lebih suka berbicara dengan yang dicintai
dibanding dengan yang lain, (2) lebih suka berkumpul dengan yang
dicintai dibanding dengan yang lain, dan (3) lebih suka mengikuti
kemauan yang dicintai dibanding kemauan orang lain/diri sendiri. Bagi
orang yang telah jatuh cinta kepada Alloh SWT, maka ia lebih suka
berbicara dengan Alloh Swt, dengan membaca firman Nya, lebih suka
bercengkerama dengan Alloh SWT dalam I`tikaf, dan lebih suka mengikuti
perintah Alloh SWT daripada perintah yang lain.

Dalam Qur'an cinta memiliki 8 pengertian berikut ini penjelasannya:

1. Cinta mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan
"nggemesi". Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu
berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia
ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.

2. Cinta rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut,
siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis
rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding
terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang
kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi
kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya.
Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang bertalian
darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari
itu maka dalam al Qur'an , kerabat disebut al arham, dzawi al arham ,
yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri,
yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata
rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana
psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim.
Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah
dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, atau silaturrahmi artinya
menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta
mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia
akhirat.

3. Cinta mail, adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara,
sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung
kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur'an disebut
dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada
yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang
lama.

4. Cinta syaghaf. Adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil
dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad
syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir
tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur'an menggunakan term syaghaf
ketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir
kepada bujangnya, Yusuf.

5. Cinta ra'fah, yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan
norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak
tega membangunkannya untuk salat, membelanya meskipun salah. Al Qur'an
menyebut term ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah
menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini kasus
hukuman bagi pezina (Q/24:2).

6. Cinta shobwah, yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku
penyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur'an menyebut term ni ketika
mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan
Zulaiha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja),
sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan
bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al
jahilin (Q/12:33)

7. Cinta syauq (rindu). Term ini bukan dari al Qur'an tetapi dari
hadis yang menafsirkan al Qur'an. Dalam surat al `Ankabut ayat 5
dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan
tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma'tsur
dari hadis riwayat Ahmad; wa as'aluka ladzzata an nadzori ila wajhika
wa as syauqa ila liqa'ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya
memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu.
Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa
Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada
sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang
apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa il
tihab naruha fi qalb al muhibbi

8. Cinta kulfah. yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik
kepada hal-hal yang positip meski sulit, seperti orang tua yang
menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada
pembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur'an ketika menyatakan bahwa
Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, la
yukallifullah nafsan illa wus`aha (Q/2:286)

Salam Cinta,
ilzam geralz

Selasa, 08 Maret 2011

Perjalanan Mencari Jati Diri


Memang, �tidak ada yang lebih berharga selain keluarga’. Hubungan darah dan perasaan di antara anggota keluarga, membuat kita nyaman tinggal bersama mereka. Ada Mama yang memanjakan kita; Ayah yang menghidupi kita; atau perilaku adik yang menghibur kita. Itulah yang kurasakan mengenang masa kecilku.

Saat Aku duduk di kelas 6 SD, keharmonisan keluargaku mulai retak. Ayahku punya wanita idaman lain yang membuat Mama marah. Derai tawaku bersama adik yang biasanya meramaikan rumah, tergantikan pertengkaran kedua orangtuaku.

Akhirnya, orang tuaku memutuskan bercerai. Di saat aku mulai memasuki tahap remaja yang labil dan butuh bimbingan agar nggak salah langkah. Aku sangat marah dan kecewa kepada mereka.

Terjerumus ke lembah kemaksiatan
Pasca perceraian itu, aku memilih tinggal bersama Mama. Sayangnya mama terlalu sibuk bekerja hingga melupakanku. Hal ini membuatku tak betah tinggal di rumah. Naik ke kelas 2 SMP, aku minta kost. Mama belum mengizinkan. Aku pun dititipkan di rumah nenek. Tinggal bersama nenek, hanya bertahan sebulan. Sebab nenek melarangku pulang lebih dari maghrib. Padahal Aku pengen bebas bermain dan berkumpul dengan teman sebaya. Kondisi ini malah semakin menguatkanku untuk kost.

Mama mengabulkan permintaanku. Nge-kost. Di kost-an, hanya Aku yang berstatus pelajar. Penghuni lainnya kebanyakan pengangguran dan usianya jauh lebih tua. Jiwa mudaku yang masih labil dengan mudah terpengaruh ajakan mereka untuk hidup bermalas-malasan, bebas, dan tak ber-Tuhan. Meski mereka muslim, nggak ada agenda shalat lima waktu dalam kesehariannya. Salah satu di antara mereka yang menjadi preman pernah bilang “buat apa sekolah? Abang aja yang cuma lulus SMP bisa begini (jadi preman). Nanti kalo kamu ada apa-apa, bilang aja ke Abang. Ntar Abang belain�.

Karena merasa dibeking oleh preman, aku jadi jagoan di antara teman-temanku. Cari musuh, tawuran dengan pelajar dari sekolah laen atau malak adek kelas jadi agenda sehari-hari. Sampe-sampe aku punya senjata andalan berbentuk sabuk yang ujungnya dipasang roda bergerigi tempat rantai sepeda dan kopal (gesper besar pada sabuk yang sering dipake tentara) yang kerap memakan korban saat tawuran.

Kehidupan sekolahku makin nggak karuan. Belajar hanya di sekolah. Itupun kalo lagi �insyaf’ bertahan setengah hari. Habis itu, aku lebih senang mabal, nongkrong, atau maen PS. Kalo lagi males sekolah, aku paling jago memalsukan surat izin sakit. Dan pihak sekolah percaya aja sebab mereka mengenalku sebagai siswa baik.

Di tempat kost, aku pun mulai berani berpacaran dan taqrabu zina. Meski aku masih bisa menolak ajakan penguni kost lain untuk ikut nenggak minuman keras atau pake narkoba, tapi sulit bagiku menolak ajakan untuk menjalani kehidupan malam di pub, diskotik, dan tempat permainan bilyar.

Jalan merengkuh hidayah
Kehidupanku yang nggak beraturan membuat kondisi badanku rapuh. Aku pun jatuh sakit terserang gejala typus. Badanku yang lincah dan pandai mengecoh intel saat pengejaran para pelajar yang terlibat aksi tawuran, kini lemah tak berdaya. Keangkuhanku kudu tunduk akan keMaha-Besaran sang Pencipta.

Mama menjengukku di tempat kost. Satu moment yang kurindukan dari dulu. Mama kaget melihat kondisi kamarku yang lebih buruk dari kapal pecah atau tempat sampah. Berantakan. Abu rokok, puntung rokok, dan asbak berseliweran. Mama makin terperanjat saat menemukan senjata tawuran dalam lemari pakaianku. Ada guratan kekecewaan di wajah cantik Mama.

Mama berkonsultasi dengan guru Agama di sekolah. Menceritakan kondisiku yang bertolak belakang dengan label anak baik bin alim di mata pihak sekolah. Guru pun menyarankan agar aku tinggal di pondok pesantren yang kebetulan letaknya di depan sekolahku. Aku menolak permintaan Mama. Aku sudah merasa enjoy hidup dengan teman-teman preman dan anak-anak berandalan di tempat kostku. Tapi Mama memohon hingga memelas dan berurai air mata. Aku paling tidak bisa terima jika Mama menangis. Apalagi karena aku. Aku pun bersedia memaksakan diri menjadi santri.

Kehidupan di ponpes begitu asing bagiku. Kudu bangun pagi-pagi, mandi ngantri, shalat shubuh, mengkaji Islam, shalat malam, sampe piket masak. Sulit rasanya mengikuti ritme kegiatan di rumah syurga itu. Untuk shalat aja aku malas, apalagi ikut kajian Islam. Yang lebih parah, ketika aku dapet giliran masak untuk semua penghuni. Bingung. Akhirnya satu-satunya kemampuanku mengolah mie rebus kuperagakan dengan mencampur beberapa bahan sayuran yang tersedia di halaman ponpes. Rasanya? wallahu �alam bish shawab deh.

Kondusivitas suasana ponpes untuk mengenal Islam lebih dalam, sedikit banyak mulai mempengaruhiku. Diriku seolah terhenyak ketika sang ustadz mengajukan beberapa pertanyaan sederhana: dari mana kita? Untuk apa kita hidup di dunia? Setelah dari dunia kita mau ke mana?

Aku mulai menyadari segala kekeliruanku selama ini. Memaknai hidup sebatas hura-hura, pesta-pora, dan mengejar kesenangan duniawi. Mengacuhkan peran malaikat Raqib dan Atid yang mencatat setiap amal perbuatan kita sehari-hari. Melupakan kehidupan akhirat yang menjadi tempat pertanggung jawaban perilaku kita di dunia. Yang lebih parah, merasa keberadaan Allah Swt., Surga, dan Neraka hanya omong kosong. Ya Allah….ampunilah segala kesombonganku selama ini….

Kini, aku tengah menjalani kehidupan baruku sebagai pejuang dan pembela Islam di sebuah sekolah kejuruan kimia. Tekadku sudah bulat. Hidup mulia dengan selalu berusaha terikat pada aturan Islam. Terima kasih buat Mama yang telah memaksaku hengkang dari dunia penuh maksiat. Semoga Allah swt menunjukkan hidayah pada Mama sehingga bisa segera menggapai ampunan-Nya. Seperti diriku.

Buat temen-temen, cukup aku saja yang melewati jalan panjang mencari jati diri. Jangan sia-siakan masa muda kita. Renungkanlah tiga pertanyaan sederhana di atas. Songsonglah forum-forum kajian Islam. Sebelum pintu tobat tertutup. Sebab kita tidak akan pernah tahu, kapan malaikat Ijroil datang menjemput kita. Bisa esok, lusa, atau saat kita membaca kisah ini.

arti sahabat sejati



Apa yang kita alami demi teman kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah. Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya...

Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang. Seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya.

Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman. Suka dan duka, dihibur-disakiti, diperhatikan-dikecewakan, didengar-diabaikan, dibantu-ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan Dengan tujuan kebencian

Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur Apa adanya. Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah

Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan Dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia beriinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya. Kerinduannya menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egois

Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua Orang berhasil mendapatkannya. Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya

Beberapa hal yang sering menjadi penghancur  persahabatan antara lain:
 1.  Masalah bisnis UUD (Ujung-Ujungnya Duit)
 2.  Ketidakterbukaan
 3.  Kehilangan kepercayaan
 4.  Perubahan perasaan antar lawan jenis
5. Ketidak setiaan

Tetapi penghancur persahabatan ini telah berhasil  dipatahkan oleh
sahabat-sahabat yang teruji kesejatian motivasinya

Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri. DALAM MASA KEJAYAAN, TEMAN-TEMAN MENGENAL KITA. DALAM KESENGSARAAN, KITA MENGENAL TEMAN-TEMAN KITA

Ingatlah kapan terakhir kali anda berada dalam  kesulitan.  Siapa 
Yang berada di samping anda? Siapa yang mengasihi anda saat anda merasa tidak dicintai? Siapa yang ingin bersama anda pada saat tiada satu pun yang dapat anda berikan? Merekalah sahabat-sahabat anda. Hargai dan peliharalah selalu persahabatan anda dengan mereka

Mencari Sahabat Sejati


Ga ada manusia yang bisa hidup sendiri. Sehebat apapun dirinya. Setinggi apapun gelar pendidikannya. Tiap orang pasti butuh yang namanya sahabat. Mungkin kita sendiri ga sadar, kapanpun dan dimanapun kita berada, kita musti ingin berinteraksi dengan orang-orang di sekitar kita. Kita ga akan mau dicuekin gitu aja. Dikacangin, apalagi ditinggalin. Soalnya kentut sembarangan sih, bauk tauk..!!. Kaciyan tuh. Mau kita sih, pengen interaksi ama siapa aja, baik ama tukang koran, tukang sayur, atawa tukang ledeng, tapi yang pasti jangan mau ngomong ama tukang tipu. Hehe. Ini normal kok. Karena itu udah jadi fitrah manusia. Ga akan bisa kita hindari.

Nah, model saling ungkap kata dan interaksi inilah yang bisa merajut benang pertemanan, persahabatan, atau bahkan rasa cinta. Ya, kata-kata memang sakti banget. Lebih manjur dari batu celupnya Ponari atau tongkat sihirnya Harry Potter. Wacaow. Awalnya simpel. Tinggal saling cerita, saling umpan kalimat, dan akhirnya nyambung deh. Nah, mayoritas persahabatan diawali dengan untaian kata-kata yang saling konek satu sama lain. Bukanlah pertemanan sejati kalo dimulai dengan harta atau kedudukan. Semisal kong kalikong dari orang yang mau jadi caleg, koalisi parpol atau ndusel ama orang yang dapat warisan seluas lumpur lapindo. Buseet…

Selain itu, banyak diantara kita yang dapat teman dari tempat yang sering ditongkrongin. Kalo kita biasa kumpul ama anak-anak gank, rekan kita juga bakal didapat dari sana. Demikian juga kalo kita sering bergaul ama anak-anak rohis, atau SKI. Pasti fotokopian kita, juga akan diperoleh dari sana. Jadi ga salah ketika Rasulullah bilang, kalo sifat seseorang ga akan jauh beda dengan sifat temannya. Ibarat pinang dibelah dua. Udah klop satu sama lain. Seperti cermin, satu orang adalah bayangan bagi yang lain. Bagaikan dua sisi mata uang, yang ga bisa dipisahkan. Nah, begitulah gambaran seorang sahabat. Baik atau tidaknya perilaku kita, langsung atau enggak, bisa nular dari sahabat. So, hati-hati lho kalo mau nyari sahabat. Jangan asal comot, bisa nggigit nanti. Emangnya kucing dalam karung!! Lho, jangan salah, ga sedikit rekan kita yang kejebak di lembah hitam gara-gara rekannya. Dan banyak juga sobat yang bisa sadar dan kembali ke jalan Allah karena sahabatnya. Jadi, boleh dibilang, kalo sahabat itu punya peran yang amat besar dalam hidup kita. Sehingga pencarian seorang sahabat sejati, ga salah bila kudu kita ungkap dan telusuri. Supaya kita ga salah langkah nanti. Oke deh…

Tips Bersahabat Ria

Punya sahabat adalah kebahagiaan yang tiada tara. Apalagi buat remaja, sahabat punya makna yang ga ternilai. Karena dengan sahabat, berarti kita sudah menemukan kepercayaan dan pengertian. Soalnya, kepercayaan dan pengertian, ga akan mampu kita bagi selain dengan sahabat sejati. Banyak banget lho kisah persahabatan yang terungkap di layar lebar, yang nunjukin kalo arti sahabat itu sangat bermakna. Sahabat bisa berjumlah banyak seperti Laskar Pelangi. Namun ada juga yang bisa dihitung hanya dengan telunjuk alias satu doang, seperti Abdel dan Temon. Malahan, masyarakat barat menganggap hewanlah sahabat sejati manusia. Seperti anjing dan kucing. Soalnya ga rewel dan ga ngomelan kali ya…(ye, emangnya anjing bisa ngomel apa??).Tapi ada juga yang menggambarkan sahabat dari dunia lain, seperti Tuyul dan Mbak Yul. Wacaow, ini sih kalo mau curhat repot, soalnya ga ada nomor hpnya …(hehehe).

By the way, seklumit contoh tadi selayaknya udah menggugah kita tentang pentingnya sahabat (ye…nidji bangeet). Dan, karena kita seorang muslim, untuk mendapatkan kriteria sahabat yang tepat, kita kudu ngikut gimana Rasulullah SAW ngasih contoh. Ga asal ambil aja. Mentang-mentang tampang bening dan tajir, eh…mau kita jadi sahabat. Sedang kalo orangnya romusa alias rombongan manusia susah, ogah banget kita berteman ama mereka. Waduh sobat, ini kekeliruan besar yang kudu kita benahi bersama. Nah, supaya ga salah langkah lagi, monggo tips di bawah ini dibaca:

1. Sahabat sejati diupayakan yang sama akidahnya alias muslim atau muslimah. Bukannya kita mau ngungkit perbedaan SARA. Tapi inilah yang dicontohkan Islam. Soalnya, sebagian besar sahabat itu ngerti kebiasaan rekannya mulai dari tidur ampe tidur lagi. Belum lagi kebiasaan sahabat bisa aja nular ke kita secara langsung. Bayangin aja, kalo best fren kita bukan muslim, trus ga biasa sholat. Bisa-bisa nanti kita ketularan ga ngerjain sholat juga tuh. Nah, inilah yang dikuatirkan kalo yang kita jadikan sahabat itu adalah rekan yang berbeda iman. Untuk hal ini Rasulullah SAW udah ngingetin kita, ”Orang itu mengikuti agama teman dekatnya; karena itu perhatikanlah dengan siapa ia berteman dekat.” (HR Tirmidzi). Selain itu Allah SWT udah berfirman, ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu.” (TQS. Ali-Imran: 118)

2. Sahabat sejati usahakan yang sesama jenis kelamin. Kalo cewek ya ama cewek. Demikian juga yang cowok, kalo mau cari teman lengket, ya kudu sama-sama cowok juga. Bukan berarti kita nggiring kamu supaya suka sesama jenis lho.Wekk…byor. Bukan maksud kita supaya kamu ga bisa berteman dengan lawan jenis. Tapi tujuan kita, biar kamu ga kejerumus ke dalam lembah pacaran bahkan perzinahan. Soalnya, ga dikit lho cowok yang awalnya bersahabat dengan cewek, eh ujung-ujungnya kena virus merah jambu. Masih ingat kan kisah Rahul dan Anjali dalam film Kuch Kuch Hotta Hai. Awalnya saling gengsi dan sahabatan, ealah, akhirnya malah pacaran. Kalo udah gini, kan kita bakal kena dosa ding. Lagipula banyak banget batasan pergaulan antara pria dan wanita dalam Islam. Khususnya yang belum jadi mahram kita. Dan semuanya, kudu kita patuhi rambu-rambunya. Kalo kamu masih maksa pengen sahabatan ama lawan jenis, lebih baik ijab kabul aja dulu ama dia, alias nikah. Gimana..berani ga??!

3. Carilah sahabat yang mau diajak ke jalan kebaikan. Artinya kamu kudu cinta dia karena Allah, dan benci dia juga karena Allah. Bukan rekan kamu, kalo dia malah ngajak kamu berbuat dosa dan maksiat. Semisal, ada teman kamu satu kelas yang ngajak ngedrugs atau bolos bareng-bareng. Kalo ada yang nolak, dia bakal nganggep orang tadi bukan sahabatnya. Buseeet..Kalo seperti ini yang dimaksud persahabatan, bumi bisa kacau fren. So, kalo ada teman kita yang seperti itu, diingatkan aja. Ga usah takut dibenci lah, dijauhi lah, dianggap kuper lah…Karena itu hanya anggapan dia sesaat doang. Lagipula, kalo kita biarin dia berbuat maksiat, justru sebenarnya kita ga care ama dia. Ga peduli ama dia. Ga sayang dengan dia. Ga salah kalo kita simak ucapan Ali bin Abi Thalib r.a, “Berikanlah perhatian kepada sahabatmu, karena mereka menjadi bekal kalian di dunia dan di akhirat. Tidakkah kalian mendengar tangisan manusia di dalam api neraka?”.

4. Oya, yang terakhir dari tips kita adalah, carilah best friends yang saling mengutamakan dan mengerti satu sama lain. Tentunya standar yang kita pake adalah aturan Islam. Ini penting lho, soalnya yang namanya ikatan sesama manusia ga ada yang mulus, terkadang longgar dan kadang setel kenceng. Disinilah letak pengertian antar rekan. Termasuk di dalamnya adalah saling menutup aib rekannya yang lain. Kekurangan sahabat kita, yang memang ga perlu diungkap, jangan diomongin ke orang lain. Bisa-bisa sekolah kita jadi media infotainment dadakan. Karena, aib rekan, kita gosipin kemana-mana. Kalo bisa, ingatkan aja dia terus-menerus, sampe dia sadar dan kembali berbuat baik, jangan diobral, nanti minta diskon lagi…(eit shopping kali…).

Untuk yang satu ini, Rasulullah SAW bersabda, “Siapa saja yang menyembunyikan (aib) seorang muslim, maka Allah akan menyembunyikan (aibnya) di dunia dan akhirat. Allah akan menolong seorang hamba yang gemar menolong saudaranya.” (HR. Muslim).

Jadi Best Friend, Ga Gampang

Sobat, kata orang, mudah untuk mencari teman kala tertawa, tapi sulit mendapat teman kala menangis. Ya, kalo kita pengen jadi teman sejati orang lain, seharusnya kita paham apa hak dan apa kewajiban kita pada dirinya. Kita memang berhak dihormati dan dihargai, tapi jangan lupa, teman kita juga punya hak yang sama dari kita. Dalam kitab Ihya Ulumuddin, Al Ghazali menuangkan tulisannya, “Tidaklah seorang menemani sahabatnya, meskipun hanya sesaat di siang hari, kecuali ia akan ditanya (tentang tanggung jawabnya) dalam persahabatan itu, apakah dia melaksanakan hak-hak Allah atau mengabaikannya.” Supaya kita ngerti, apa hak dan kewajiban kita atas sahabat kita tadi, mau ga mau, kita kudu belajar Islam. Karena hanya dengan belajar Islam, kita bisa menjadikan sebuah persahabatan menjadi indah dan barokah. Asyik kan..

Dikala teman kita mendapat kegembiraan, kita kudu berupaya mengingatkan dia supaya ga larut dalam euforia, dan lebih banyak bersyukur pada Allah. Semisal, kalo teman kita tadi mendapat rizki yang melimpah, seyogyanya kita ngingetin dia untuk berzakat dan berinfaq. Demikian pula kalo rekan kita mendapat musibah, sebagai seorang sahabat, kita kudu sharring ama dia dan ngomong, kalo segalanya berasal dari Allah dan akan kembali pada-Nya. Dan jangan lupa, kita juga harus membangkitkan lagi semangatnya.
Seklumit kisah tentang sahabat yang kita tulis disini, moga jadi titik awal kita untuk bersahabat secara benar dan syar’i. Lagi-lagi kita ga bosan untuk ngingatin diri kita dan sobat semua untuk belajar Islam. Karena disinilah pangkal dari semua kebaikan. Kalo sobat udah mulai belajar Islam, maka istiqomahlah. Jangan mandeg di tengah jalan. Kalopun di dunia kita ga bisa ketemu dan menjadi teman baik, moga kita semua nanti bisa bertemu di surga dan jadi sahabat sejati disana. Amin. (dy)

“Sahabat sejatimu adalah orang yang berkata benar kepadamu, bukan yang selalu membenarkanmu.”




“Sahabat sejatimu adalah orang yang berkata benar kepadamu, bukan yang selalu membenarkanmu.”

Kata bijak di atas menyimpan pesan moral yang sangat mendalam, dan memberi pemahaman bahwa sahabat sejati begitu langka, terlebih pada zaman ini, yang telah mengalami pergeseran paradigma pemikiran jauh, termasuk arti sebuah persahabatan.

Persahabatan saat ini lebih banyak mengarah kepada materialisme. Gaya hidup konsumtif sudah menjadi sindrom dan virus yang membuat manusia menjadikan orang-orang kaya dan punya kekuasaan sebagai pilihan nomor wahid untuk menjadi teman bergaul dan sahabat.

Padahal, persahabatan dalam makna yang benar adalah sebuah jalinan yang melibatkan luapan kecintaan karena Allah Subhânahu wata‘âlâ dan untuk Allah Subhânahu wata‘âlâ, sehingga dapat memiliki implikasi positif, baik dalam kondisi senang atau susah, berhasil atau gagal.

Persahabatan yang dibangun di atas pondasi niat yang tulus karena Allah Subhânahu wata‘âlâ akan kekal. Nabi Shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Subhânahu wata‘âlâ pada Hari Kiamat berseru, ‘Di mana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini akan Aku lindungi mereka dalam lindungan-Ku, pada hari yang tidak ada perlindungan, kecuali perlindungan-Ku.” (HR. Muslim).

Persahabatan yang benar akan menimbulkan rasa cinta dan sayang yang tulus, melahirkan kedamaian dan ketenangan, sehingga orang lain terasa nyaman di sampingnya. Sahabat sejati selalu jujur dan bicara benar apa adanya. Sahabat sejati tidak akan membungkus pukulan dengan ciuman, tidak akan berbohong demi kepentingan dan hasrat pribadinya.

Persahabatan sejati nan luhur ini ditunjukkan oleh baginda Nabi Shallallâhu ‘alaihi wasallam dengan para sahabatnya. Sebagai teman, Rasul Shallallâhu ‘alaihi wasallam mampu menjadi seorang ayah bagi orang-orang yang butuh kasih sayang, menjadi pelindung bagi mereka yang tertindas, dan menjadi sahabat yang hangat dan penuh keakraban.

Sebegitu pentingnya persahabatan, sehingga banyak etika yang diajarkan oleh Rasul Shallallâhu ‘alaihi wasallam dalam menjaga kemurnian arti persahabatan. Hal ini tidak lain karena sahabat memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan, baik dunia atau akhirat. Nabi Shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seseorang itu tergantung agama temannya. Maka hendaknya salah seorang dari kalian melihat siapa temannya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi). Makna Hadis ini adalah seseorang akan cenderung berpikir, berbicara, dan berperilaku seperti kebiasaan kawannya.

Selain itu, teman juga bisa menjadi cerminan terhadap orang lain. Terkadang untuk melihat baik dan tidaknya seseorang dengan cara melihat temannya; bila temannya baik, maka ia akan dianggap baik. Begitupun sebaliknya.

Dari sini dapat disimpulkan, bahwa betapa besar pengaruh baik dan buruknya berteman, karenanya sangatlah penting bersikap selektif dalam mencari teman.

Cara Mencari Teman

Imam al-Ghazali menyatakan bahwa, jika engkau hendak mencari teman dalam menuntut ilmu, baik ilmu akhirat maupun ilmu dunia, pertimbangkan lima hal:

Pertama,kepandaiannya. Tidak beruntung pencari ilmu yang berteman dengan orang bodoh, sebab orang bodoh hanya akan menyusahkannya dan membuat dirinya terbelakang.

Kedua, akhlaknya. Bersahabat dengan orang yang berakhlak tercela penuh risiko. Orang yang buruk akhlaknya tidak bisa mengendalikan diri ketika tersinggung atau merasa senang sehingga mencelakai temannya. Imam Ahmad bin Hanbal pernah berkata, “Tidak ada yang membuat aku celaka selain aku berkawan dengan orang yang tidak aku segani”.

Ketiga, ketakwaannya. Tidak beruntung bersahabat dengan orang fasik yang suka berbuat maksiat dan dosa, sebab perbuatan fasik dapat menjerumuskan seseorang ke jurang kehinaan dan lembah maksiatan. Akibat berteman dengan orang fasik adalah durhaka kepada Allah Subhanahu wata‘âlâ. Karena itu Nabi Shallallâhu ‘alaihi wasallam menuntun kita agar berteman dengan orang mukmin yang baik: “Perbanyaklah berkawan dengan orang mukmin yang baik, karena setiap orang mukmin memiliki syafaat pada hari kiamat.”

Keempat, kezuhudannya. Tidak baik bersahabat dengan orang yang rakus. Bersahabat dengan orang yang rakus membahayakan keselamatan jiwa. Dan, kecenderungan manusia adalah meniru apa yang dilakukan oleh teman dekatnya.

Kelima, kejujurannya. Orang yang tidak jujur suka berbohong kepada orang lain dan menipu dirinya sendiri. Jika berteman dengan pembohong, orang akan menganggapnya pembohong, sehingga orang akan menjauhi kita. Berteman dengan pembohong membuat kita terjerat dalam pembenaran sikap bohong. Padahal, bohong adalah dosa besar.”

Langkah lain yang tak kalah penting adalah mengetahui karakter orang-orang yang berbahaya apabila dijadikan teman, adalah seperti yang dikutip dari pesan-pesan Ali Zainal Abidin kepada Muhammad al-Baqir, “Janganlah sekali-sekali engkau berteman dengan lima golongan manusia, yaitu orang fasik, bakhil, pendusta, dungu, dan pemutus silaturrahim.”

Selain itu, ada hal yang harus dimiliki oleh seseorang dalam berteman, yaitu berakhlak baik yang dapat kita terjemahkan dalam beberapa sikap yang antara lain adalahmemiliki cinta yang dalam. Artinya seorang teman harus mempunyai rasa memiliki, sehingga dia akan memperlakukan temannya seperti dirinya sendiri, karena kadar kecintaan yang mendalam. “Jika bersahabat dengan seseorang, janganlah engkau melihat kadar kecintaannya kepadamu. Tetapi, lihatlah kadar kecintaanmu kepadanya”. (Ibnu Mas’ud)

Hal lain adalah ikhlas tolong menolong dalam Islam. Prinsip menolong teman bukan berdasar permintaan dan keinginan hawa nafsu teman. Tetapi prinsip menolong teman adalah keinginan untuk menunjukkan dan memberi kebaikan tanpa basa-basi serta apa adanya, meskipun bertentangan dengan keinginan teman. Adapun mengikuti kemauan teman yang keliru dengan alasan solidaritas, atau berbasa-basi dengan mereka atas nama persahabatan, supaya mereka tidak lari dan meninggalkan kita, maka yang demikian ini bukanlah tuntunan Islam.

Alhasil, marilah kita berteman dan menjaga arti pertemanan itu sebaik-baiknya, sebab sejarah besar terkadang muncul dan berawal dari persahabatan. Sejarah telah membuktikan bagaimana ulama mengislamkan nusantara tercinta dan menjadi tokoh yang dicintai dan dihormati serta menyatu dengan umatnya. Hal itu tidak lepas dari kepiawaian dalam berdakwah, berkomunikasi, dan bergaul dengan mengedepankan ahklakul karimah.

Renungan Kehidupan


"Wahai jiwa-jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhan kalian dengan hati yang puas dan diridhaiNya. Maka masuklah kalian dalam barisan hamba-hambaKu, dan masuklah dalam surga-Ku." (QS. Al-Fajr : 27-30).

Saudaraku...

Mari sejenak kita renungi perjalanan hidup ini. Sebagian orang mengandaikan hidup ini seperti roda pedati, sebagian lainnya memisalkan seperti air yang mengalir. Dan masih banyak lagi perumpamaan orang untuk memaknai perputaran silih bergantinya episode kehidupan. Namun yang lebih penting untuk dimaknai adalah dengan apa kita mewarnai kehidupan ini, dengan cara apa kita menggerakkan roda kehidupan ini.

Kuatnya godaan materi seringkali menghantam sisi-sisi idealisme kita, baik dari muka, belakang, ataupun sisi kanan dan kiri kita. Derasnya arus pendangkalan aqidah menggerus perlahan pantai keimanan kita. Kegenitan dunia seakan tiada henti memalingkan wajah kita untuk hanya menatap padanya, dan melupakan eksistensi kita sebenarnya diutus ke muka bumi sebagai seorang khalifah.


Saudaraku...


Jangan pernah jengah, lengah, dan lelah melawan gelombang arus yang akan menyeret kita ke tepian pantai kesia-siaan yang penuh penyesalan. Terpaan angin dunia, alunan melodi keindahan, dan segala kenyamanan dan kenikmatan merupakan ujian dari ALLAH SWT pada kita. Sebagai pembuktian atas persaksian kita saat di alam ruh, sebagaimana diingatkan oleh ALLAH SWT dalam surat Al-A'raf (7) ayat 172.


"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab, "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan, "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)." (Surah Al-A'raf (7) : 172).


Konsekuensi persaksian kita itu tentu akan dimintai pertanggungjawaban, adakah sama dengan keseharian kita dalam mengarungi samudera kehidupan.


Saudaraku...


Mari sejenak kita tatap dalam-dalam diri dan jiwa ini. Apakah diri ini akan merasakan nikmatnya keluasan rahmat ALLAH SWT pada hari perhitungan dimana tiada yang luput dari perhitungan Sang Rahman? Ataukah jiwa ini yang akan berkata dengan gugup dan panik tatkala menerima kitab amal dari sebelah kiri?


"Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata, "Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis)." Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang jua pun." (Surah Al-Kahfi (18) : 49).


Adapun orang yang diberikan kepadanya kitab dari sebelah kirinya, maka dia berkata, "Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini)." (Surah Al-Haaqqah (69) : 25).


Mari kita kenang perilaku keseharian kita. Adakah sudah sekuat tenaga kita berusaha mencontoh manusia terbaik, Sang kekasih ALLAH? Bukankah ALLAH SWT sudah mengatakan pada kita bahwa pada diri beliau yang mulia terdapat suri teladan bagi kita untuk menjalani kehidupan ini? Bahkan RasuluLLAH SAW sudah memberikan arahan yang jelas apabila kita ingin berjumpa dengan ALLAH SWT dan berkumpul dengan beliau dalam surgaNya.


"Sesungguhnya aku telah meninggalkan 2 perkara pada kalian. Apabila kalian berpegang teguh dengannya, niscaya kalian akan selamat. Yaitu KitabuLLAH dan Sunnahku." (Al-Hadits).


Beliaulah yang sering berlinang airmata hingga membasahi janggutnya dalam memohon pada Kekasihnya, hingga bengkak kakinya karena lamanya beliau berdialog dengan Rabbnya di penghujung malam.


Beliaulah yang diakhir hayatnya demikian khawatir akan kondisi ummatnya.

Beliaulah yang di penghujung hidupnya berseru, ummatii, ummatii.

Ummatku...ummatku...


Saudaraku...


Duduklah sejenak, berdzikir dengan lisan dan hati kita akan ke Mahaagungan ALLAH SWT yang tiada pernah lelah mengurus diri kita, walaupun kita terlalu sering lupa padaNya. Menangislah apabila kita dapati dalam jiwa ini begitu tebal kerak yang menyelimuti hati ini. Tumpahkanlah airmata penyesalan atas semua khilaf, alfa, dan kelemahan diri dalam menetapi perintahNya.


Resapi baik-baik panggilan ALLAH SWT. Karena sungguh panggilan hidayah itu hanya akan terdengar bagi orang yang mau mendengarkannya. Hanya akan terasa bagi orang yang mau merasakannya. Hanya akan bertemu dengan orang yang mencarinya.


Semoga kita semua termasuk dalam barisan hamba-hambaNya yang diseru pada penghujung surat Al-Fajr di atas. Aamiiin.

Senin, 07 Maret 2011

Hal yang aku rasa!

Kenapa bxk cara licik dilakukan org2 untk memperoleh kepuasan akan dirinya sendiri.. Dsaat mreka mreka butuh mreka baik,dsaat mreka g butuh bgt terasa picik! Subhanallah,apakah ini adalah bgian dr ujian ksabaran?! Mengeluh bgq hanya akan memperburuk keadaan,, tetap tegar mjd sbuah kajian dan ujian untkq menjalani hidup.ya allah,aku yakin pasti ada hikmah dblik ini semua..

Ya allah.. Kirimkanlah sahbt2,org2 yg bsa menuntunq agar slu tetap brada di jalanmu,,

yen arep crito karo sopo? Yen ora crito,yo tambah nelongso.. Soyo suwe kok ngene rasane?urip neng ndunyo nglarakne ati wae..

Minggu, 06 Maret 2011

preNd

Begitu cepat allah mendatangkan sahabat2 yg selama ini aku nanti.. Dan bgtu cepat juga allah akan memisahkanq dg mereka.. Sahabat2 yg bisa mengajariq banyak hal,memberiq semangat,inspirasi,dan motivasi hidup yg berlandaskan islam.. Entah siap atau tidak aku kehilangan mereka.mungkin hari2q takkan seindah hari2 kemarin saat mereka selalu bersamaq.. Ya allah.. Apa yg harus saya perbuat.. Dan apa maksud dari ini semua..
=>farid : dia adalah sahabat yg sudah q anggap adik kandungq sendiri,perkataan dia yg slu dilandasi iman dan islam,membuat hatiq tenang dan tentram. Jalan fikirannya selalu maju,cerdas,flexible,mau mengrti org lain dan selalu ceria.. Emm satu lg,dia anakx pekerja keras.tdk heran jika lulus sekolah 2bln yg akan dtng nanti,dia sudah mpy job krja.krn sudah diminta oleh salah satu perusahaan.q bangga kpd farid.. Prinsip dlm hdupx menjadi toladan bagi pribadiq yg masih goyah..

=>yunan : dia adalah shbt yg pendiam,baik budi pekertinya,tulus hatinya n dia jg sudah q anggp spt adik kandungq,apa lg.. "Sssstt yunan adlh kekasih dr adik perempuanq" aku lega karna adikq mjd do'inya.cz q ngrti bgaimana kseharian yunan.. Yunan adlh siswa kelas 3 otomotif,seangkatan dg farid.bisa dbilang dia adlh andalan otomotif saat ini,sama dg farid yg mendapat nilai plus d perkakas.saat aku menulis ini,mereka berdua sedang mengikuti lomba LKS se jawa timur.semoga saja menang amin.. Yunan selalu bs mengrti orang lain,sikapnya yg baik,membuat bxk org suka mjd teman dg dia.guru2pun banyak yg mengenalnya.krna yunan sering mendapat misi memperbaiki motor guru2.haha.. Ajib lah..

Akhr2 ini aku,yunan,n farid sering mengaji dan berdoa bersama di makam kiyai habib sholeh tanggul,dg mengharap ridho allah SWT.. Aku beruntung mpy shbt n sodara spt mereka.. Bersambung..