Jumat, 28 Mei 2010

BenarKah????


Manusia tidak akan pernah dewasa

Sebuah pertanyaan yang pernah diutarakan teman terhadap saya. Dia adalah seorang anak sma yang kelihatannya masih penasaran dengan sebuah arti kedewasaan yang sesungguhnya. Entah apa yang menjadi alasan saya menulis tentang hal tersebut yang jelas saya memiliki pendapat sendiri tentang kedewasaan tersebut. Kadang orang berpikiran sempit perihal apa itu dewasa ? Apakah dewasa itu harus 20 tahun ke atas atau kah 9 tahun pun sudah dapat dikatakan dewasa ? Saya ingin sedikit bercerita pengalaman saya yang pernah saya alami berkaitan dengan proses peremajaan hingga mendewasakan diri.

Apakah itu dewasa ? Dewasa dalam arti sempit adalah orang yang sudah bisa berpikir produktif yaitu antara 17 tahun hingga 64 tahun. Dalam arti luas dewasa dapat berarti yang berpengaruh pada ambiguitas. Dewasa dalam arti luas dapat berarti sesuatu yang dilarang untuk anak kecil. Ada lagi yang menyimpulkan bahwa dewasa itu sebuah proses pembentukan jati diri yang tegas, kuat mental dan tahan banting. Bagi saya kedewasaan bukan lah seperti itu. Dewasa adalah tindakan seorang manusia yang terbentuk pada sesuatu yang stabil sehingga proses outputnya lebih tangguh. Maksudnya adalah dewasa itu seperti halnya proses pemikiran yang masih dapat ditangkap secara logis dan masuk akal. Manusia tidak akan pernah dewasa karena pada hakikatnya manusia memang tidak ada yang sempurna. Manusia dapat bersikap dewasa ketika di suatu saat manusia itu sendiri dapat melawan apa yang ada pada dirinya sendiri atau singkatnya melawan nafsunya sendiri. Salah satu yang dapat mencerminkan orang yang dewasa adalah ketika orang tersebut dapat menghindari beberapa hal layaknya emosi yang berlebihan, mengeluh, gampang tersinggung bahkan menjaga mulut. Dari beberapa hal di atas manakah yang tidak pernah sama sekali dilakukan oleh manusia ? tentunya tak ada satupun yang dapat terelakkan sekalipun itu hanya satu jam. Ada saat tertentu orang menganggap bahwa sudah saatnya dirimu bersikap dewasa. Pernyataan ini kurang jelas karena apa yang harus diubah atau didewasakan tidak terdefinisi maksudnya.

Bagaimana cara mendefinisikan bahwa orang tersebut harus dewasa ? tidak perlu seperti itu kita bertanya. Hal utama yang harus kita lakukan pertama kali dalam tindakan apapun adalah berpikir sebelum bertindak. Ini salah satu sikap dewasa. Namun apakah tindakan tersebut akan terjadi secara bergilir ? bisa saja namun cukup sulit karena sugesti yang ada pada diri kita selalu mengalami fluktuasi secara alami. Contoh saja, kadang ketika kita telah mendapatkan sesuatu yang telah diraih pasti ada satu hal dibenak kita untuk berinisiatif memamerkannya pada orang lain. Harapan utama adalah prestise dan untuk diri sendiri adalah prestasi. Hal ini sebenarnya tidak perlu karena hal seperti itu akan muncul dengan sendirinya. Kita tidak perlu memamerkan apa yang telah kita raih namun cukup untuk memperlihatkan saat diminta saja. Terlalu berlebihan dapat menyebabkan tinggi hati sehingga dapat berakibat fatal dalam pergaulan. Untuk membentuk proses kedewasaan pun bisa terbentuk dari aspek lingkungan sosial. Banyak yang bilang bahwa anak SMP adalah anak kecil dan memang seperti itu adanya. Kalau ternyata mereka diharuskan untuk bersosialisasi dengan orang tua berusia 30 tahun yang profesional dan canggih apakah mereka akan terlihat seperti anak kecil ? mungkin secara kelakuan masih dapat dikatakan anak kecil tapi dalam segi pemikiran yang mereka dapatkan secara berkelanjutan itu sangat mempengaruhi pemikiran mereka dan bisa saja anak SMP tersebut bersikap dewasa jauh dari anak lainnya. Lihat saja fenomena yang terjadi di zaman sekarang. Banyak anak yang sudah lulus SMA namun masih berpikir seperti anak kecil bahkan yang sudah berkeluarga sekalipun masih bisa dikatakan berperilaku seperti anak kecil. Percaya ? lihat saja dengan kasus satu keluarga antar saudara kandung yang sedang memperebutkan harta warisan dari peninggalan salah satu orang tua mereka. Mengapa mereka lebih berpikir untuk saling berebut ? Padahal kalau dipikirkan secara logis kita pun tidak akan bisa menikmati itu selamanya karena pada akhirnya akan habis. Harta yang dalam bentuk uang ataupun barang kalau kita tidak bisa mengelola hati kita sama saja berlaku seperti anak kecil yaitu tidak mau mengalah dan pantang menyerah. Sifat anak kecil sekalipun kalau tidak dikelola dengan baik bisa keblablasan. Pantang menyerah mungkin sifat yang bisa dicontoh untuk dalam “segala hal”. Segala hal disini bukan berarti semua yang kita lakukan harus diutarakan dengan sikap anak kecil tapi ada dimana sikap kita harus diimbangi dengan kedewasaan. Nah, proses kedewasaan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik ketika semua nya balance. Jangan berpikir orang yang memiliki sifat kedewasaan yang lebih itu baik karena sifat kedewasaan yang berlebihan bisa menyebabkan orang itu menjadi otoriter dan selalu ingin menguasai orang lain. Kalau itu dapat diimbangi orang tersebut tidak akan berani otoriter karena dalam diri mereka sudah balance. Disiplin pun bisa menjadi sifat dewasa namun jangan salah banyak orang dewasa yang katanya sudah dewasa kok masih saja melanggar aturan seperti dilarang merokok, dilarang parkir, dilarang stop dan lain-lain baik itu secara sadar maupun tidak sadar.

Sikap kedewasaan tersebut ada baiknya tidak diporsir secara berlebihan karena salah satu akibatnya adalah suatu saat akan termakan dengan omongan sendiri. Kita boleh menasehati orang tapi tidak boleh sampai mengekang orang lain. Secara logis, orang tidak akan pernah mau diatur oleh orang lain layaknya budak yang kerjaannya harus menurut perintah majikannya. Kita boleh membantu orang lain namun jangan terlalu berlebihan karena berharap pada manusia biasa hanya ada menimbulkan kekecewaan yang mendalam. Alasannya ? kembali lagi manusia adalah manusia makhluk yang memiliki kelebihan tetapi juga memiliki kekurangan. Satu hal yang terpenting, kita tidak bisa berharap banyak pada manusia secara terus-menerus. Manusia memiliki keterbatasan. Ketika dokter sudah tidak bisa menolong pasien yang sudah akut, kita jangan ngotot pada dokter bahwa dia tidak bisa menolong. Ketika kita bermain game dan kita kalah, kita jangan ngotot untuk memarahi game tersebut karena game adalah abstraksi yang hanya bisa diam. Ketika kita mau menolong orang lain niatkanlah dulu untuk ikhlas ketika apa yang terjadi nanti tidak menimbulkan kekecewaan karena itu sangat merugikan diri sendiri. Sikap ikhlas dan tulus kalau ditanam sejak kecil secara terus-menerus akan membentuk pribadi yang tangguh namun tidak boleh berlebihan pula karena terlalu berlebihan pun bisa merugikan diri sendiri. Kesimpulan saya adalah kedewasaan dapat timbul ketika kita tau menempatkan apa yang seharusnya, tahu bahwa kita tidak dapat berharap banyak pada orang lain, tulus dalam menjalankan kehidupan ini, tangguh ketika dalam menghadapi cobaan dan rintangan, tidak mengeluh ketika dalam kesulitan, tidak seenaknya berbuat / berpikir dulu sebelum bertindak, selalu berhati-hati dengan apa yang akan terjadi, selalu bisa memilah mana yang baik dan mana yang buruk dan yang paling utama lakukan yang sedang-sedang saja. Sama seperti lagu yang dinyanyikan oleh Vety Verra :P.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar